Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 19 Desember 2014

Backpackingan ke Jeju, Busan dan Gimhae #2

Sibuk selama sebulan, akhirnya bisa juga nglanjutin cerita backpackingan ke Jeju, Busan dan Gimhae. Gak usah basa basi lagi Langsung aja nih.

Busan

Setelah berkeliling pasar mencari oleh oleh khas Jeju yaitu cokelat, aku langsung menuju pelabuhan buat lanjut ke kota Busan. Jadwal ferry ke busan hanya satu kali tiap hari yaitu jam 7 malam. Aku pikir penumpangnya pasti sedikit karena masih teringat jelas tragedi kapal Sewol april lalu ternyata aku salah, penumpang lumayan rame waktu itu. Kebanyakan rombongan adalah om om dan tante tante yang habis naik gunung. Harga tiket ferry beraneka ragam tergantung kelas, mulai dari 47rb won sampe 120rb won. Kelas yang termurah itu lesehan rame rame sedangkan aku ambil yang beranjang seharga 50rb, won busyet mahalan naik ferry daripada pesawat. Kalo agan agan mau naik ferry dari Jeju ke Busan aku saranin ambil yang sama dengan punyaku saja soalnya sungguh nyaman kasur empuk plus selimut wangi tapi kalo yang udah suami istri mending yang private room kali ya. Tenang saja yang beranjang tidak campur kok antara cewe dan cowo. Kenapa aku saranin yang beranjang karena perjalananya sungguh lama yaitu 11 jam, huahhhh iya bener itu, tapi tenang saja karena perjalanan malam kita hanya akan tidur, enak kan menghemat biaya hotel semalam. Oh iya kalo bosen tenang saja di dalam kapal di sediakan hiburan ada ruang karaoke dan ruang game. Jangan lupa paspor selalu di pegang karena mau masuk ferry buat orang asing ada pemeriksaan paspor jadi mirip di bandara, hebat bikin aman tapi di Indonesia juga aku baca di berita online sudah menerapkan sistem kayak begini tepatnya di Tanjung Perak Surabaya.

Hari pertama
Dari pelabuhan langsung ke Busan Stasiun nyari colokan, makan dan loker hehehe. Kesalahanku waktu di kapal hanya satu yaitu lupa kagak mandi tapi gak papa kan ada minyak wangi hohoho.
Tujuan pertama setelah melakukan semua ritual di stasiun Busan adalah Gwanglli Beach, pantai ini bisa di tempuh dengan naik subway turun di Stasiun Geumbyeonsan dan keluar pintu no 3 terus lanjut jalan kaki sekitar 300m. Di sini kita bisa menjumpai jembatan kebanggaan orang Busan yang bernama Gwangan Bridge atau Diamond Bridge. Jembatan ini akan lebih indah dilihat ketika malam hari. karena ada persiapan festival kembang api internasional buat malam minggunya yang berpusat di sini jadinya pantai di jaga puluhan polisi yang bikin gak nyaman.
Gak pake lama di Gwangalli aku langsung cus ke tujuan berikutnya yaitu Haeundae Beach, "ealah pantai lagi too", "iyo pantai lagi, suale Busan pinggir laut bro jadi wisata pantainya banyak". Pantai Haeundae ini yang paling terkenal seantero Korea Selatan dan bahkan para wisatawan. Menurutku sih biasa saja malah lebih bagus pantai pantai yang ada di Jeju, mungkin tata letak dan jangkauan mudah yang bikin pantai ini serasa melihat es cendol kalo waktu musim panas. Pantai ini bisa di tempuh dengan subway turun di Haeundae stasiun lanjut jalan kaki kurang lebih 300 m. Akan kita temui pantai berpasir putih yang di kelilingi hotel hotel berbintang, wihhh kalo udah kaya bolehlah nginap di salah satu hotelnya nanti aamiin. Di sini ada beberapa atraksi yang bisa agan agan ikuti di kala musim panas seperti banana boat dan berenang sambil melihat pemandangan bikini hehehe ada juga Busan Aquarium yang ciamik terus Nurimaru atau rumah bekas pertemuan APEC yang berbentuk bundar dan terletak di sebelah barat pantai di rumah ini tersimpan memori waktu pertemuan APEC.
Setelah puas menikmati panasnya pantai Haeundae dan sempat terjadi tragedi pengusiran oleh satpam hotel ternama karena aku ngadem di kebunya aku lanjut ke kuil yang berada di tepi laut waowww!!. Kuil ini bernama Haedong Yonggungsa dan berada di timur kota Busan, bisa di tempuh dengan bus kota no 181 dari halte di atas stasiun Haeundae dengan perjalanan sekitar 30 menit. Arsitektur kuil ini samalah sama kuil kuil yang sudah pernah aku kunjungi di daerah Seoul yang bikin takjub adalah letaknya yang di bangun di pinggir laut dengan bebatuan karang keren pokoknya.

Gimhae

Satu hari full keliling Busan saatnya ke Gimhae buat menginap atau bahasa kerenya numpang di rumah teman. Gimhae terletak di barat kota Busan lebih mudah di tempuh dengan subway dari Busan menuju Sasang lalu tranfer naik LRT ke Gimhae. Untuk traveller muslim di Sasang dan Gimhae ini ada masjid dan restoran hallal yang di kelola orang Indonesia. Di Gimhae ada 2 restoran Indonesia yang terletak di sekitar wilayah Makam Raja Suro gampang kok tinggal naik LRT menuju Gimhae turun di Stasiun Royal Tomb of King Suro lalu jalan kaki sekitar 15 menit kalo bingung datang saja di hari weekend pasti bertemu dengan teman teman pekerja dari Indonesia yang tinggal di kawasan Gimhae. Daya tarik restoran Indonesia yang ada di Gimhae daripada kota kota lain di Korea Selatan ini adalah adanya restoran yang menyediakan menu secara buffet atau prasmanan di hari minggu. Harga makanan rata rata 7000 won, soal enak enggaknya aku lom tahu gan hehehe karena gak sempat mencoba di karenakan tepar habis nonton festival kembang api dan minggunya aku perjalanan pulang ke kotaku Ansan. Lain kali aku ulas dah kalo sudah mencoba. Selamat jalan jalan.

Tips
☞ Selalu pakai kartu transportasi supaya lebih hemat
☞ Datang ke Busan ketika ada festival kembang api atau musim panas
☞ Bawa sambal sachet dan beli nasi instan
☞ Bawa peta dari Tourist Center

Rincian Biaya dalam Won ( kurs : 1 won = 11 rupiah )
. Makan 2x a 3000 = 6000
. Cemilan dan air minum = 5000
. sewa loker sehari = 1200
. Tranportasi = 7000
.  Tiket bus ke Ansan = 27000
.  Penginapan = free
.  Tiket wisata = free

Total = 46200

Total backpackingan ke Jeju Busan dan Gimhae selama 4 hari 5 malam adalah 190.200 Won